Tuesday, June 6, 2023

Mitos,matafora dan metomini pada film dilan 1990

Nama:FaizalRahman
Npm:202146500715

Metafora.
Metafora adalah pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.Metafora adalah majas yang mengungkapkan sesuatu secara langsung berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dan lain-lain.Beberapa pakar menganggap metafora sebagai “ratunya” majas, karena bila dilihat proses pembentukannya, banyak jenis majas lainnya yang dapat dikelompokkan ke dalam jenis majas ini.
Di bus menuju pulang ke Bandung
Lia (pada menit ke-35:11)
Lia kenapa (pada menit ke-35:12)
Lia (pada menit ke-35:13)
Itulah aslinya Benni, kalau kamu mau tahu kamu bisa menilainya sendiri lelaki macam apa yang tega marahin pacarnya dimuka umum. Dilan... (suara batin Milea) (pada menit ke- 35:22).
Gaya bahasa metafora adalah gaya bahasa perbandingan dua hal secara langsung yang memiliki sifat sama atau hampir sama dalam bentuk analogi dan tidak adanya konjungsi. Dalam kutipan  dialog diatas, dapat diketahui gaya bahasa metafora terdapat pada penggunaan kata dimuka umum. Pada kata dimuka umum yang memiliki suatu makna yang menjelaskan bahwa beni pacarnya Milea memarahinya didepan orang banyak.

Metomini.
Pengertian Majas Metonimia
Majas dalam puisi menjadi sarana pemadatan atau pemusatan ekspresi. Masih dari sumber yang sama, majas metonimia adalah penyebutan ciri atau nama merek atau brand yang berkaitan dengan suatu benda sebagai pengganti.
Majas yang menyandingkan 
merek atau istilah sesuatu untuk merujuk 
pada pada benda umum. Majas ini dapat 
ditemukan pada ujaran tokoh utama 
(Dilan & Milea) yang berbunyi : 
"Itu adalah jalan Gatsu yang 

lengang dan tentram, belum ada 
BSM-nya"
"Kita langsung ke Bi eem aja"
"Karena ada acara seleksi pemilihan siswa terbaik yang akan mewakili sekolah menjadi peserta cerdas cermat di TVRI"
"Hahahaha,minum baygon".?
"Dilan dan milea nya lagi sibuk pacaran,berdua di atas motor CB100

Mitos.
Mitos tersebut mengandung tiga kategori nilai moral yang dideskripsikan sebagai berikut. Pertama, nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri berupa nilai perjuangan (tidak mudah putus asa), nilai keberanian, nilai kerja sama, nilai tanggung jawab, nilai kesabaran, nilai kebijaksanaan, nilai ketegasaan, dan nilai penyesalan. Kedua, nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya berupa nilai saling menghargai, nilai kepedulian, nilai persaudaraan, dan nilai cinta kasih atau kasih sayang. Ketiga, nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya berupa nilai keyakinan dan nilai pengharapan. Berdasarkan pembahasan ini nilai Moral yang dominan dalam film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” ialah nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri.