Thursday, March 16, 2023

Inovasi dalam Bentuk Figur kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta

Kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung pada aspek pertunjukkan dan sastra, tetapi juga pada aspek bentuk (Pandu Pramudita). Gunungan dalam wayang biasa juga disebut kayon, yaitu salah satu unsur yang mendukung pergelaran wayang. Dalam gunungan terdapat ornament yang sangat unik dan makna yang dalam. Disebut gunungan karena berbentuk segitiga, seperti gunung. Disebut kayon, kata ini mungkin juga semula berasal dari Bahasa arab “chayu” yang berarti hidup. Wayang kayon memiliki beberapa perubahan pada waktu ke waktu.

Pada tahun 1856 M terdapat koleksi dari museum yang berada di Belanda, yang dimana bentuk kayu ini muncul isianya dengan bentuk sama kembaran Harimau dan Banten atau Macan dan Banten. Nilai filosofis figur kayon berada pada simbol lintas pada unsur bentuknya yang ditemukan pada setiap figur kayon, meski memiliki ragam bentuk dari hasil sebuah inovasi.

Metode penelitian ini menggunakan fenomenologi, dengan waktu penelitian material dan figure khusunya ialah figur kayon Surakarta yang di dukung dengan wawancara dari informan penelitian. Proses penciptaanya menggunakan pengalaman estetik pencipta, sedangkan di bidang desain, proses penciptaanya lebih kepada memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kayon memiliki dua wanda yang berbeda, Wanda Wadon memiliki bentuk gempal sedangkan Wanda Lanang memiliki bentuk yang lebih ramping. Pada pengalaman estetis dalam bentuk citra fisik memiliki Presepsi Kayon, Presepsi Gunungan dan Presepsi Bentangan Alam. Pengalaman Estetis dari seorang seniman adalah keistimewaan bentuk dan nilai sakral. Dijelaskan bahwa nilai filosofis bentuk Kayon bermacam macam (Makromos, Mikromos, Metakromos) yang tentunya nilai tersebut memiliki relevansi yang kuat terhadap kehidupan manusia pada saat ini. Teori yang terlihat merupakan bagaimana inovasi bentuk Kayon dalam wayang kulit purwa gaya Surakarta. Hal tersebut telah dijelaskan secara rinci melalui kajian yang dilakukan. Pada makna dari wayang Kayon berubah-ubah yang dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan promovendus memiliki makna tersendiri dari bentuk wayang Kayon agar makna nya tetap dan tidak berubah.

Dalam hal itu dapat saya simpulkan bahwa dalam figur kayon wayang kulit memiliki simbol tuntunan moral yang mempunyai nilai – nilai kearifan, nilai – nilai kehidupan yang dapat kita jadikan sebagai suatu pelajaran yang dapat kita tiru, dan gambaran untuk menjalani kehidupan di dunia.

No comments:

Post a Comment